Selasa, 09 Oktober 2012

Teman Khayalan


Sebuah nama tiba-tiba terucap dari mulut Karen.....S a d o t...
"Ma, cerita tentang sadot dong..."
"Sadot?? Sadot itu apa??"
"Sadot itu teman kakak..."
"...????..."

Berulang kali Karen dengan 'seenaknya' minta diceritain tentang Sadot. Saya bertanya-tanya dalam hati, Sadot itu siapa, anaknya siapa, tinggal dimana, kok bisa Karen kenal dengannya? Mungkin lihat di televisi....tapi sepertinya bukan..

Akhirnya saya punya ide untuk bercerita. Dalam cerita tersebut, seolah-olah Sadot adalah Karen sendiri hanya namanya saja yang diganti. Begitu pula adik Sadot yang dalam cerita adalah adik Sharon (adiknya Karen). Adik Sadot bernama Sabot...Nama yang aneh..

Mulailah saya bercerita tentang Sadot pergi jalan-jalan ke Mall bersama orang tua dan adiknya Sabot. Cerita ini tentang hal-hal yang harus dilakukan ketika Sadot ke Mall. Selama di Mall, Sadot harus tetap berpegangan tangan dengan orang tua terutama saat naik eskalator dan lift. Sadot pernah melepaskan tangannya dari genggaman Papa sehingga ia kehilangan orang tua dan adiknya. Sadot jadi panik dan takut tetapi ia lalu teringat Mamanya pernah mengatakan padanya jika suatu saat kamu hilang di Mall, segera cari pak Satpam supaya diantarkan ke bagian informasi untuk membantu mempertemukanmu dengan Papa dan Mama.

Dari cerita tadi. yang saya tekankan kepada Karen adalah persis yang Sadot lakukan. Harus berani menemui pak Satpam. Jika ada orang yang tidak dikenal, jangan mau untuk ikut dengannya.

Satu cerita tidak cukup. Karen minta diceritakan dengan tema yang berbeda. Tidak sulit mendapatkan ide cerita lain karena sebenarnya saya menceritakan kehidupan Karen sendiri.

Cerita berikutnya tentang Sadot yang mandiri. Sadot bangun pagi-pagi langsung mandi sendiri, sabunan sendiri, sikat gigi sendiri. Sedangkan adik Sabot masih kecil masih dimandikan Mamanya. Sadot juga pakai baju sendiri. Tetapi memakai sepatu masih dibantu sama Mama. Sadot juga makan sendiri sementara si adik Sabot disuapi oleh Mama. Cerita ini menjadi penyemangat bagi Karen bahwa ia tidak mau kalah dengan Sadot yang sudah bisa mandi sendiri, pakai baju dan makan sendiri.

Cerita yang lain tentang Sadot pergi sendiri ke rumah Oma. Dalam cerita sebenarnya, rumah Karen dan rumah Oma hanya berjarak 50 meter. Isi cerita tentang Sadot mulai berani jalan sendiri dengan mengingat pesan Mama, kalau berjalan di pinggir sebelah kiri jalan. Jika ada sepeda motor atau mobil, Sadot harus berhati-hati. Kalau ada orang yang Sadot tidak kenal, jangan mau ikut ya...

Beberapa cerita Sadot yang lain,
Sadot yang tidak berebutan mainan dengan Sabot
Sadot yang kalau makan selalu habis
Sadot yang selalu merapikan mainan setelah bermain
Sadot yang mematikan televisi jika tidak ditonton

Semua cerita telah memberikan dampak positif bagi Karen. Ia jadi lebih mandiri dan semua datang dari keinginannya sendiri yang ingin seperti Sadot.  Saya belum melihat dampak negatif dari teman khayalannya ini. Mungkin para psikolog anak punya pendapat sendiri. Tetapi jika Sadot itu benar-benar nyata, saya mau bilang terima kasih yang banyak padanya.."jangan bosan main ke rumah ya, Sadot... see you... and take care!"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar