Rabu, 12 Desember 2012

Tanggal Cantik


Tanggal baik, hari baik.
Tahun ini saya berkesempatan menyaksikan pernikahan dari 2 teman.
Keduanya berlangsung tepat pada tanggal yang cantik.
10-11-12 dan 12-12-12

Tanggal baik, hari baik. 
Menurut saya, hidup dalam Kristus, semua tanggal dan hari itu baik. 
Dan... menikah di tanggal yang cantik itu bonus.


Pernikahan Yakub & Vida
10-11-12


Pernikahan Agung & Dina
12-12-12

Selamat menempuh hidup baru, temans...
Bahagia selalu dan selamanya
Tuhan Yesus memberkati.




Kamis, 06 Desember 2012

Sebuah Puisi Romantis dari Kekasih


Sudah sering kulihat bintang
yang redup dan benderang bahkan yang berkilauan
Beberapa membuatku kepayang
Beberapa sempat membuat lelapku berbunga
bahkan beberapa episode nafasku
diisi oleh kilaunya...yang jauh..tak dapat kugenggam

Ruang dan waktu membawaku jauh
memaksaku beradaptasi pada gugusan bintang yang lain
yang ini begitu terang...
Begitu banyak bintang yang cemerlang
Namun hanya sekedar membuatku kepayang

Hingga gugusan ini memaksaku menikmati satu bintang
Tak begitu cemerang
Terangnya bahkan tak membuatku kesilauan
Yang membuatku heran,
Bintang ini selalu terbayang
Sinarnya yang temaram itu yang membuatku terbang
Tak kuasa menahan setiap inginku untuk menggapainya

Bintang ini menyinari langkahku
Menuntunku meloncati perihnya sobekan jiwa
Dengan sinarnya ia mengisi malamku
Bahkan saat mendung pun ia berusaha bersinar
Mencoba dengan keras mencari celah untuk bercahaya

Bintang ini cahaya jiwaku
Tak ada hal yang kuingini selain menggapainya
Menikmati segala cintanya
Kemudian dengan pasti terangnya kugenggam
Menemani sisa episode nafasku di masa depan


Tidak sengaja menemukan ini kembali diantara tumpukan buku-buku lama. Dua hari yang lalu. Mestinya saya post nanti saat saya berulang tahun. Momennya tidak pas. Tapi saya tidak dapat menahannya.

Lamunan saya kembali ke masa itu. Dia, kekasih menghadiahi saya sebuah puisi pada usia saya yang ke-20. Pasti saat itu ia sedang tergila-gila pada saya...ehh..*gede rasa
Biar sajalah... jika dengan membaca puisi ini berulang-ulang membuat saya semakin mencintainya, segala kekurangan yang ada padanya menjadi redup dan yang terlihat padanya, dia kekasihku begitu sempurna. Saya selalu jatuh cinta padanya.




Kekasihku, terima kasih... ditunggu puisi-puisi berikutnya ya.
I Love you more.....


Selasa, 20 November 2012

Blandina



Semalam mimpi bertemu Blandina. Ini sudah yang kesekian kalinya saya bertemu dengannya...dalam mimpi... Lalu bagaimana isi cerita mimpi itu? Lupa... saya tidak ingat jelas dalam mimpi itu saya dan Blandina melakukan apa, berinteraksi apa, mengobrol apa. Setelah sadar dan terbangun yang jelas teringat hanya melihatnya, kadang dari kejauhan kadang dari dekat. Saling menyapa dan berjabat tangan. Hanya itu.

Mengapa saya bermimpi bertemu denganmu, Blandina??
Apakah kamu sedang merindukan saya?
Ataukah saya yang terlalu merindukanmu?

Sudah 4 tahun lama kita tidak berjumpa. Terakhir bertemu saat saya menikah. Kejutan. Kamu datang memakai kemeja pink manis dan jeans biru tua. Tetap cantik.

Blandina...
Nama yang unik. Tidak pasaran. Manis. KE-barat-barat-AN.
Tidak seperti nama saya.
Dwi Lestari...
Nama pasaran. Penglaris. Asli Jawa. Apalagi Ana, dimana-mana ada. Mungkin orang tua saya berharap saya dapat menjadi berkat dimana-mana saya ada.
Sungguh, tidak bermaksud membandingkan namamu dan namaku... hanya iseng canda.

Oh, ternyata saya yang rindu berjumpa. Lalu, jika sudah berjumpa apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Blandina? Kamu punya ide??

Saya yakin pada PENGHARAPAN. Suatu saat kita pasti akan berjumpa. Dan menurut RENCANA saya, tidak akan ada banyak perkataan. Saya hanya ingin mengatakan, saya mengasihi kamu.


Jumat, 16 November 2012

Dua Gadis Berpayung Merah


Di suatu pagi menjelang siang...
dua gadis asyik bermain payung
payung-payung merah
yang merah kelinci hadiah pemberian dari Opa Kris
yang merah muda strawberry hadiah pemberian dari Bu Indri













Dua gadis ini bernama Karen dan Sharon...
(capture time: 05/10/2012)



Kamis, 08 November 2012

Mensyukuri 4 tahun usia Pernikahan


Cinta kami bersemi saat  awal musim penghujan datang
Yang saya ingat waktu itu
4 tahun yang lalu
Hujan turun saat resepsi akan dimulai
Seakan-akan ingin menghadiahi kami dengan berkat yang melimpah


Cinta kami bersemi saat  musim mangga datang
Yang saya ingat waktu itu
4 tahun yang lalu
Mangga sedang ranum-ranumnya
Warna hijau kekuningan yang menggoda dan harumnya semerbak sepanjang jalanan kota
Seakan-akan ingin menghadiahi kami dengan suasana manis, sedap dan penuh gairah


Cinta kami  bersemi saat  hari baik itu datang
Yang saya ingat waktu itu
4 tahun yang lalu
Tuhan telah mempersatukan cinta kami dengan kasih-Nya yang sempurna
Bukan seakan-akan
Tetapi memang "suka-suka"nya Tuhan. Kasih Karunia.


Terima kasih Tuhanku
Karena....
Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah,
sia-sialah usaha orang yang membangunnya;
Jikalau  bukan Tuhan yang mengawal  kota,
sia-sialah pengawal berjaga-jaga



Kamis, 18 Oktober 2012

Klinik Bedah


Sesudah mendaftar, saya pun duduk manis di salah satu beberapa bangku di ruang tunggu Klinik Bedah Umum RS. Bethesda Yogyakarta. Pagi itu saya mendapat nomor antrian ke-41 dan dokter yang bertugas belum ada yang datang.

"Kira-kira berapa lama ya antrinya?" tanya saya kepada salah satu petugas jaga.
"..ditunggu saja mbak, ngga lama kok karena hari ini dokter yang bertugas ada 2 orang"

Seperti kebanyakan orang yang sedang mengantri biasanya handphone menjadi pelarian. Saya juga, siapa tahu ada wifi. Ternyata wifi tak ada. Sinyal pun tak ada. Televisi yang ditonton juga tidak terdengar suaranya hanya visual saja. Mau dengar musik tapi nanti tidak terdengar saat dipanggil. Terimalah keadaan entah berapa lama saya akan terbengong-bengong disini.

Akhirnya pandangan saya mulai menjelajah disekeliling. Melihat-lihat dan mata  pertama jatuh pada seorang pemuda yang duduk berseberangan didepan kanan saya. Pemuda ini memakai seragam putih abu-abu, tangan kanannya menggantung diperban. Saya mengira-ngira dalam hati, mungkin dia korban kecelakaan,...anak SMA biasanya kan suka ugal-ugalan kalau naik sepeda motor.... Mungkin. Tiba-tiba dia berdiri, berjalan pincang dengan susah payah dibantu Ibunya menuju ke tempat petugas jaga. Terdengar samar-samar menanyakan jam berapa dokter akan datang, karena siang ini dia akan mengikuti ulangan harian di sekolah. Rasa iba saya justru kepada sang Ibu. Dengan seragam PNS-nya,  sang Ibu pasti harus bolak-balik kantor, sekolah dan rumah sakit untuk menemani si anak berobat.

Pandangan berikutnya, seorang wanita tua berumur sekitar 70 tahun. Berjalan menuju tempat pendaftaran dengan tertatih-tatih seorang diri memakai tongkat penyangga yang diapit dibawah ketiak kanannya. Mungkin Ibu ini terpeleset di kamar mandi, atau kakinya tersandung batu saat jalan di malam hari. Mungkin. Tidak ada yang menemaninya berobat.

Kemudian ada juga seorang pemuda dengan rambut gaya ala punk, kedua telinganya ditindik dengan anting bulat hitam yang tengahnya berlubang besar. Berjalan dengan kaki terseok-seok, tangan kirinya terdapat banyak luka memar. Ini pasti korban kecelakaan motor juga. Mungkin bukan pasti. Siapa tahu ada penyebab lain. Pemuda ini ditemani wanita agak tua yang sepertinya adalah Ibunya.

Mata saya ganti beralih ke drama korea. Saya takut orang-orang akan risih dengan pandangan saya yang terus memperhatikan mereka. Terlihat juga dokter sudah datang. Dokter perempuan. Tetapi baru satu dokter. Ah lumayan antrian jadi berkurang.

Tetapi mata ini tidak betah melihat tontonan yang komat-kamit saja. Pandangan pun beralih kepada seorang anak perempuan berumur kira-kira 7 atau 8 tahun yang baru saja keluar dari ruang periksa. Di bawah mata kirinya diperban.  Sekeliling  perban bengkak memar biru kehitaman. Wajahnya cemberut seperti sedang kesal. Mungkin lukanya sakit sekali. Mungkin kelamaan antri. Rumahnya jauh lagi. Mungkin. Dia ditemani kedua orang tuanya dan kemudian mereka duduk di bangku persis sebelah kanan saya.  Sang Ibu lalu mengambil sebotol air mineral dari dalam tas jinjingnya dan memberikan kepada si anak. Karena duduk bersebelahan, mulut saya sudah terbuka akan bertanya: "..itu lukanya kenapa, dek?.." Tiba-tiba terdengar nama saya dipanggil. Nyonya Dwi Lestari Septiana...Ya! saya lalu berdiri dan buru-buru masuk ke ruang periksa.

Tempat yang cukup baik untuk merenung adalah duduk antri di klinik bedah umum. Merenung bukan melamun. Diantara kemalangan-kemalangan yang saya lihat disana, saya belajar untuk lebih bersyukur. Belakangan ini saya sedang berjuang melawan gerutu, keluh dan marah. Memahami bersyukur rasanya sudah paling paham. Tetapi kenyataanya tidak bagi saya. Saya sering kalah. Terima kasih Tuhan saya bisa merenungkan hal ini. Kali ini saya yakin, bukan mungkin. Pasti satu setengah jam diijinkan duduk manis supaya saya lebih menghargai hidup dengan bersyukur dari hati yang tulus.



Selasa, 09 Oktober 2012

Teman Khayalan


Sebuah nama tiba-tiba terucap dari mulut Karen.....S a d o t...
"Ma, cerita tentang sadot dong..."
"Sadot?? Sadot itu apa??"
"Sadot itu teman kakak..."
"...????..."

Berulang kali Karen dengan 'seenaknya' minta diceritain tentang Sadot. Saya bertanya-tanya dalam hati, Sadot itu siapa, anaknya siapa, tinggal dimana, kok bisa Karen kenal dengannya? Mungkin lihat di televisi....tapi sepertinya bukan..

Akhirnya saya punya ide untuk bercerita. Dalam cerita tersebut, seolah-olah Sadot adalah Karen sendiri hanya namanya saja yang diganti. Begitu pula adik Sadot yang dalam cerita adalah adik Sharon (adiknya Karen). Adik Sadot bernama Sabot...Nama yang aneh..

Mulailah saya bercerita tentang Sadot pergi jalan-jalan ke Mall bersama orang tua dan adiknya Sabot. Cerita ini tentang hal-hal yang harus dilakukan ketika Sadot ke Mall. Selama di Mall, Sadot harus tetap berpegangan tangan dengan orang tua terutama saat naik eskalator dan lift. Sadot pernah melepaskan tangannya dari genggaman Papa sehingga ia kehilangan orang tua dan adiknya. Sadot jadi panik dan takut tetapi ia lalu teringat Mamanya pernah mengatakan padanya jika suatu saat kamu hilang di Mall, segera cari pak Satpam supaya diantarkan ke bagian informasi untuk membantu mempertemukanmu dengan Papa dan Mama.

Dari cerita tadi. yang saya tekankan kepada Karen adalah persis yang Sadot lakukan. Harus berani menemui pak Satpam. Jika ada orang yang tidak dikenal, jangan mau untuk ikut dengannya.

Satu cerita tidak cukup. Karen minta diceritakan dengan tema yang berbeda. Tidak sulit mendapatkan ide cerita lain karena sebenarnya saya menceritakan kehidupan Karen sendiri.

Cerita berikutnya tentang Sadot yang mandiri. Sadot bangun pagi-pagi langsung mandi sendiri, sabunan sendiri, sikat gigi sendiri. Sedangkan adik Sabot masih kecil masih dimandikan Mamanya. Sadot juga pakai baju sendiri. Tetapi memakai sepatu masih dibantu sama Mama. Sadot juga makan sendiri sementara si adik Sabot disuapi oleh Mama. Cerita ini menjadi penyemangat bagi Karen bahwa ia tidak mau kalah dengan Sadot yang sudah bisa mandi sendiri, pakai baju dan makan sendiri.

Cerita yang lain tentang Sadot pergi sendiri ke rumah Oma. Dalam cerita sebenarnya, rumah Karen dan rumah Oma hanya berjarak 50 meter. Isi cerita tentang Sadot mulai berani jalan sendiri dengan mengingat pesan Mama, kalau berjalan di pinggir sebelah kiri jalan. Jika ada sepeda motor atau mobil, Sadot harus berhati-hati. Kalau ada orang yang Sadot tidak kenal, jangan mau ikut ya...

Beberapa cerita Sadot yang lain,
Sadot yang tidak berebutan mainan dengan Sabot
Sadot yang kalau makan selalu habis
Sadot yang selalu merapikan mainan setelah bermain
Sadot yang mematikan televisi jika tidak ditonton

Semua cerita telah memberikan dampak positif bagi Karen. Ia jadi lebih mandiri dan semua datang dari keinginannya sendiri yang ingin seperti Sadot.  Saya belum melihat dampak negatif dari teman khayalannya ini. Mungkin para psikolog anak punya pendapat sendiri. Tetapi jika Sadot itu benar-benar nyata, saya mau bilang terima kasih yang banyak padanya.."jangan bosan main ke rumah ya, Sadot... see you... and take care!"



Kamis, 04 Oktober 2012

Mengapa Saya Kuatir???


Saya cemas akan masa depan
Akan makan apakah saya nanti?
Saya mau pergi melihat burung-burung gagak....
Mereka tidak menabur, tidak menuai, tidak mempunyai gudang atau lumbung
Tetapi mereka diberi makan oleh Sang Pencipta

Saya bukan burung gagak kan? Saya jauh lebih baik dari burung gagak


Mengapa Saya Kuatir???


Saya cemas akan masa depan
Akan berpakaian seperti apakah saya nanti?
Saya mau pergi melihat bunga bakung di padang....
Mereka tidak bekerja, tidak memintal dan tidak menenun
Tetapi mereka didandani begitu indah oleh Sang Pencipta

Saya bukan bunga bakung kan? Saya jauh lebih baik dari bunga bakung


Mengapa Saya Kuatir???


Sabtu, 29 September 2012

Anak Laki-laki


Kabar gembira datang dari seorang teman di Batu Kajang, Kalimantan Timur yang sudah saya anggap juga sebagai kakak karena usianya yang 7 tahun diatas saya. Anaknya yang ketiga telah lahir, perempuan. Jadi, ketiga anaknya semua perempuan. Dia dan suami bersuku Batak...Orang Batak..so, what??? Orang Batak kan harus punya anak laki-laki...

Setelah anak kedua saya lahir, seorang anak perempuan lagi. Saya dan suami sempat membahas tentang memiliki anak laki-laki. Kami sepakat untuk mendoakannya dari sekarang memohon anak laki-laki. "Lalu bagaimana nanti jika ternyata diberi anak perempuan lagi? Ya, kita berdoa saja...kata suami saya."

Kemudian tadi siang, saya baru menyampaikan kabar kelahiran itu kepada suami. Dan kami membahas lagi soal memiliki anak laki-laki di ym (yahoo messenger).
"Gimana nanti kalo anak kita cewek lagi, Pa?"
"makanya doanya dari sekarang...
  TUHAN kami mau anak laki-laki...tapi bila TUHAN kasih anak perempuan lagi, berilah 
  kami kekuatan untuk membuat anak lagi..hahahaha"
"Papa...kok doanya malah gitu.."
"Hahaha...itu bercanda saja mamaku, cintaku, sayangku...
  aku juga udah mikir-mikir gimana nanti kalo anak kita cewek lagi. Dulu juga 'Israel' garis
  keturunannya dari laki-laki. Apalagi belakangan ini saat teduhnya banyak dari Perjanjian
  Lama. Jadi kadang kepikiran gimana nanti kalo ngga punya anak cowok. Makanya berdoa
  saja..."
"Kalo perempuan baiknya kita lebih bersyukur apalagi Papa bakal dikelilingi bidadari-
  bidadari yang cantik dan sexy...
  tapi papa juga bakal disindir terus nantinya. Istrinya ngga bisa kasih anak laki-laki"
"ya, kan kita bisanya cuman minta, ya minta saja berdoa  minta anak cowok sambil
  bersyukur bisa menikmati hidup punya anak-anak yang cantik dan pintar."

Seorang teman pernah mengatakan, sepertinya bisa kalau kita konsultasi ke dokter ahli kandungan untuk mendapatkan 'anak dengan jenis kelamin yang sesuai keinginan'. Ada juga yang mengatakan, bisa kalau 'style bikin anaknya benar'. Memang secara ilmu semua ada tekniknya dan pengetahuan itu dengan mudah terakses lewat internet bisa kita pelajari dan praktek deh... Namun hasil akhir tetap ada pada kehendak Yang Maha Kuasa.

Teringat lagi teman saya yang sudah memiliki 3 putri tadi. Saya belum menanyakan lebih lanjut kepadanya, bagaimana rasanya memiliki 3 anak perempuan, bagaimana reaksi sang suami. Apakah mereka masih tetap menginginkan seorang anak laki-laki, karena mengingat usianya yang sudah sangat riskan untuk memiliki seorang anak lagi.

Sementara saya, dari hati yang paling dalam ada sedikit rasa yang enggan saya menyebutnya kuatir. Chatting dengan suami tadi siang cukup meneduhkan saya, karena di lingkungan 'orang batak' pasti akan disinggung soal anak laki-laki. Setidaknya kami suami istri sudah punya pondasi yang kuat untuk saling mendukung dan sepakat mengakui kedaulatan-Nya adalah yang terbaik. Kami hanya bisa berusaha sebaik mungkin dan tetap berdoa memohon untuk anak ketiga kami nanti kiranya diberikan seorang anak laki-laki.


Minggu, 23 September 2012

Para Eyang


Kisah beberapa keluarga yang menggelisahkan hati saya, tidak ada maksud untuk mengumbarnya hanya  ingin berbagi sesuatu yang positif dari kisah-kisah ini...

  • Keluarga A
Suami bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Istri bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di pulau kecil di Sumatera. Memiliki 2 anak. Si kakak berumur 6 tahun, si adik berumur 10 bulan. Awalnya kedua anak ikut bersama Ibunya di pulau kecil sana. Sedangkan sang Ayah tetap bekerja di Jakarta. Semua berjalan baik-baik saja karena Ibu A ini memiliki seorang pembantu yang membantu pekerjaan rumah dan mengurus kedua anak. Tetapi akhirnya, pembantu harus pulang ke Jawa dan berhenti bekerja. Solusi sementara, si adik yang masih ASI terpaksa harus disapih dan dititipkan pada eyangnya di Yogyakarta. Sementara si kakak tetap tinggal bersama sang Ibu karena sudah bersekolah di sana. Sang Ayah, seminggu sekali setiap libur akhir pekan pulang ke Yogyakarta untuk menengok si adik.

  • Keluarga B
Suami dan istri bekerja pada perusahaan swasta di Jakarta. Memiliki 1 orang anak berumur 3 tahun. Baru-baru ini terpaksa harus menitipkan si anak pada eyangnya di Yogyakarta karena si anak yang ketahuan mendapat perlakuan kasar dari pembantu di rumah. Tidak hanya itu, jika si anak disuapi, lauk ikan atau daging diambil dan dimakan oleh pembantu. Sementara si anak diberi makan nasi hanya dengan sayur saja.
 
  • Keluarga C
Suami dan istri bekerja pada perusahaan swasta di Surabaya. Baru saja memiliki 1 orang anak berumur 5 bulan. Menitipkan si anak pada eyangnya di Yogyakarta. Sang eyang sendiri mengaku tidak begitu pandai memomong bayi sehingga dibantu jasa baby sitter dari agen. Tetapi baby sitter ini beberapa kali kabur seenaknya.

  • Keluarga D
Suami bekerja di luar kota Jakarta. Istri bekerja di Jakarta dengan 12 jam kerja, Senin sampai Jumat. Memiliki 3 anak. Anak pertama sekolah dasar kelas 2, anak kedua baru saja masuk TK, anak ketiga berumur 1 tahun. Lain hal dengan kisah keluarga sebelumnya, kali ini eyangnya yang mengalah dari Yogyakarta ke Jakarta untuk membantu memomong cucu-cucunya. Memiliki 1 pembantu saja ternyata tidak cukup.


Komentar saya:

Khusus untuk keluarga A, saya membayangkan jika saya di posisi Ibu A. Sungguh posisi yang begitu sulit harus berpisah dengan suami dan anak di tempat yang berbeda. Sementara sebagai PNS, waktu cuti tidak sebebas cuti pekerja swasta. Hmm...maukah Ayah A mengalah??

Bagaimanapun pilihan ada pada mereka. Saya yakin mereka sebagai suami istri sudah membahas dengan sematang-matangnya pilihan yang harus dijalani. Pasti ada alasan dan maksud yang lebih baik yang membuat mereka berada pada posisi saat ini.

Dari semua kisah diatas, saya cukup terhibur dengan hadirnya para eyang. Bersyukur mereka masih memiliki orang tua yang sangat care dan bijaksana. Di saat-saat menikmati waktu pensiun, masa berdua dengan pasangan, dengan tenaga yang terbatas para eyang masih dapat diandalkan untuk membantu mengurus cucu-cucu yang masih membutuhkan perhatian besar dari Ayah Ibunya. Oh...betapa beruntungnya mereka.

what do you think neighbors??


Minggu, 02 September 2012

Indahnya Perbedaan


Saya 100% berdarah Jawa. Bapak saya berasal dari Gunung Kidul, Yogyakarta. Ibu saya dari Semarang, Jawa Tengah. Namun, dalam keseharian saya dan keluarga, kami menggunakan bahasa Ambon sebagai bahasa "ibu" dalam berkomunikasi. Ya, karena saya memang kelahiran di Ambon. Selama 16 tahun saya hidup disana. Saya sendiri sampai sekarang belum begitu fasih berbahasa Jawa padahal sudah hampir 12 tahun tinggal di Yogyakarta.  
Menurut beta, bahasa paling gaul adalah bahasa dimana ale pung tana kelahiran... berkomunikasi lebih lepas dan menjadi diri sendiri.

Mendapat jodoh suami berdarah campuran Batak dan Dayak. Bapak mertua dari Sumatera Utara dan Ibu mertua dari Kalimantan Tengah. Ada rumor mengatakan demikian bahwa "kalau sudah merantau ke negeri orang, jangan lagi mendapat jodoh yang yang sama asalnya". Mungkin karena rumor ini, suami saya mendapat istri bersuku Jawa dan sedikit melanggar peraturan adat Batak, menikah dengan suku lain. Entahlah... siapa yang tahu tentang jodoh. Tuhan yang telah mengaturnya.

Hidup dalam keberagaman memang tidak mudah. Terutama dalam hidup berumah tangga. Suami istri yang sama-sama berasal dari satu kota bahkan satu desa saja bisa memiliki banyak keberagaman. Apalagi yang berbeda kota dan pulau. Tidak dapat dipungkiri juga, terkadang masing-masing menganggap adatnya yang paling baik dari adat pasangannya. Bagi saya, disitulah seninya perbedaan. Hidup jadi lebih berwarna bukan??



Bersyukur kami melihat perbedaan-perbedaan yang ada dengan dasar kasih, saling mengasihi dan menghargai. Paling penting adalah keterbukaan, jika ada adat dan budaya dari pasangan yang tidak sesuai dengan prinsip hidupmu, katakan terus terang saja tentunya dengan dasar kasih tadi.

So far so good, suami saya bisa membaur dengan adat Jawa. Saya sendiri juga sedang belajar adat Batak yang demikian kompleksnya. Saling menghargai bukan saja dengan pasangan, tetapi kami juga dapat menghargai orang lain yang berbeda suku dengan kami. Perbedaan budaya membuat keluarga kami semakin unik tentunya. Siapa tahu, saya nantinya akan mendapat menantu dari suku yang lain, atau barangkali mendapat menantu bule. Siapa yang tahu....Tuhan yang akan mengaturnya.


Kamis, 23 Agustus 2012

Resep Buah Naga ( 100% Dijamin Menyehatkan dan Menghangatkan Suasana Keluarga)


Buah naga memiliki beberapa manfaat yang sangat baik bagi tubuh. Jika ingin mengetahui lebih lanjut manfaat-manfaat tersebut, bisa klik "disini"

Saya tertarik dengan buah ini karena dapat membantu melangsingkan badan dan mengecilkan perut, tentunya juga karena kandungan vitamin C nya yang tinggi. Namun sayang, anak pertama saya, Karen tidak begitu menyukainya mungkin karena rasanya yang agak 'aneh' di lidahnya. Berbeda dengan si adik Sharon yang sangat menyukai buah naga. Saya pun berpikir bagaimana agar saya dan anak-anak dapat menikmati makan buah ini bersama-sama.

Dan akhirnya saya menemukan resep buah naga yang sederhana tetapi memiliki manfaat yang menyehatkan dan dapat mengakrabkan ibu dan anak. Dengan bahan utama buah naga tentunya, dicampur buah strawberry dan nata de coco. Karena semua menyukai jus jambu, maka saya memakainya sebagai 'saos' untuk mencampurkan semua bahan tadi.

Pertama, buah naga dan strawberry dipotong-potong sesuai selera. Campurkan bersama dengan nata de coco dalam satu wadah. Jumlah buah sesuai selera. Kemudian blender jambu, gula pasir secukupnya dan air secukupnya untuk menghasilkan jus jambu yang agak kental. Jus jambu dituangkan ke campuran buah potong tadi sebagai pelengkap.




Selamat mencoba, semoga bermanfaat ( '' - '' )

Kamis, 09 Agustus 2012

Nostalgia Batu Kajang

08 Nopember 2008, saya menikah di Yogyakarta

18 Januari 2009, pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Batu Kajang

Batu Kajang adalah salah satu desa di wilayah kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.

Suami saya saat itu bekerja pada perusahaan batu bara milik korea yang ada di Batu Kajang, dan saya bahagia sekali bisa ikut tinggal bersamanya disana. Kami menempati rumah barak / kos berukuran 6 x 4 meter, dengan 1 kamar tidur kecil, ruang tamu kecil, dapur dan kamar mandi seadanya. Lokasinya tepat dibelakang kantor kecamatan Batu Sopang, sekitar lapangan. Walaupun rumah kecil dengan perabotan seadanya, kami sebagai pengantin baru sangat menikmatinya.

April 2009, usia kehamilan saya memasuki 4 bulan. Saya melamar pekerjaan di GPIB "Effatha" Batu Kajang sebagai tenaga honorer tata usaha dan diterima. Saya bekerja paruh waktu disana dengan hari kerja selasa sampai sabtu mulai pukul 09.00 - 13.00 Wita.  Alasan utama saya melamar pekerjaan ini adalah semata-mata hanya  ingin membantu dan melayani pekerjaan Tuhan. Tugas yang saya kerjakan adalah mengetik liturgi dan warta jemaat sekaligus menggandakannya (fotocopy) setelah itu melipat-lipatnya, merapikan file, dan mendata jemaat yang berulangtahun. Sepertinya mudah dan so simple...tetapi ternyata pekerjaan ini memiliki tantangan yang cukup besar bagi saya.

Keadaan Batu Kajang yang sering 'mati listrik' merupakan tantangan yang paling besar bagi saya. Karena tidak hanya 1 atau 2 jam, tetapi bisa 1 hari penuh bahkan pernah 3 hari berturut-turut listrik tidak menyala juga. Jika sudah begini, saya hanya bisa menarik nafas dalam-dalam bersyukur, karena mengeluh, marah-marah pun tidak ada gunanya hanya akan membuang energi. Saat itu gereja belum memiliki genset sehingga mau tidak mau saya harus berjalan 500 meter ke rumah salah satu jemaat di perumahan Kideco untuk mengetik terkadang juga mengeprint karena mesin printer pun ikut-ikutan ngadat. Biasanya perumahan Kideco yang tidak pernah mengalami mati listrik. Keadaan mati listrik ini juga berimbas pada mesin fotocopy yang tidak bisa beroperasi. Jadi selamatlah saya...selamat menikmati tantangan.

Tantangan lain yang cukup berat bagi saya adalah ketergantungan saya pada ojek. Saya tidak berani membawa sepeda motor sendiri karena kondisi sedang hamil anak pertama yang masih sangat dijaga. Saya punya beberapa nomor handphone tukang ojek. Jika ingin diantar atau dijemput tinggal menghubungi saja nomor-nomor tersebut. Kecuali pada hari jumat, hari tersebut merupakan hari dimana saya berdoa sekuat-kuatnya untuk dapat melaluinya dengan baik. Karena hari itu semua tukang ojek se-Batu Kajang mulai pukul 11.00 - 14.00, mereka menunaikan ibadah shalat jumat sehingga pada jam-jam tersebut tidak ada satupun tukang ojek yang beroperasi. Mereka mulai beraktivitas kembali diatas pukul 14.00. Padahal pukul 16.00 saya masih melanjutkan mengikuti ibadah Persatuan Wanita (PW). Hari yang cukup melelahkan bagi seorang wanita hamil tua.

Waktu kelahiran anak pertama kami pun tiba. Dengan perut besar hamil 9 bulan, saya menempuh perjalanan darat 4 jam menuju Penajam dan dilanjutkan hanya 45 menit dengan speedboat menuju Balikpapan tetapi rasanya seperti berjam-jam. Setelah melahirkan, saya menggendong bayi berumur 11 hari menyeberangi penajam dan pulang menuju Batu Kajang dengan menumpang mobil milik teman suami saya.

Ketika Karen berumur 2 bulan 2 minggu, saya harus mulai bekerja lagi. Rasanya berat sekali bekerja sambil menggendong bayi. Tetapi saya percaya, saya pasti dimampukan-Nya. Saya tidak mau Karen menjadi alasan untuk saya berhenti mengerjakan pekerjaan-Nya.

Setia pada hal-hal kecil, dipercayakan juga pada hal-hal besar. Satu per satu tantangan punya jawaban. Gereja mulai membeli sebuah genset baru dan printer baru. Honor saya mulai naik. Walaupun sedikit tetapi saya sangat bersyukur dengan honor yang tidak seberapa dapat dipakai membantu membayar sewa barak yang saat itu mengalami kenaikan harga sewa 3 kali dalam 1 tahun. Saya juga mendapat tawaran menempati rumah kontrakkan yang besar dekat dengan gereja, sehingga tidak perlu naik ojek lagi tetapi rumah tersebut baru akan ditempati bulan yang akan datang.

Hari demi hari, Karen semakin besar. Memasuki usia 7 bulan dia mulai merayap dan bersikap protes jika mamanya sibuk mengetik. Saya mulai agak repot, lembur sampai jauh malam, mengetik di rumah menunggu sampai Karen tertidur dulu. Rasanya ingin menyerah saja mau mengajukan pengunduran diri kepada gereja. Saya berdoa meminta pertolongan Tuhan, saya harus bagaimana... Awalnya sudah bertekad tidak mau menjadikan anak sebagai  alasan. Tetapi kenyataannya, saat itu memang anak menjadi alasan utama.

Pertengahan Mei 2010, suami saya mendapat panggilan kerja di Tarakan, Kalimantan Timur. Rencananya per 01 Juni 2010 sudah mulai bekerja disana. Sebelumnya suami saya memang mengirim beberapa lamaran ke perusahaan lain.  Saya dan Karen tidak bisa ikut ke Tarakan karena tidak ada tempat tinggal bagi keluarga. Jalan keluarnya, saya dan Karen pindah ke Yogyakarta tinggal disana. Jika cuti, suami akan ke Yogyakarta.

Satu lagi tantangan  punya jawaban. Saya punya  alasan yang jelas untuk dapat mengajukan surat pengunduran diri ke gereja. Kami mulai membungkus barang-barang kami dan mulai menyicil mengirimkannya ke Yogyakarta.

Tanggal 22 Mei 2010, saya resmi mengajukan pengunduran diri. Di hari yang sama juga, kami mendapatkan berita mengejutkan dari keluarga di Palangkaraya. Bapak Mertua yang sangat kami kasihi telah dipanggil Tuhan ke sorga. Suami saya sangat terpukul saat itu. Malam harinya, kami sekeluarga berangkat menuju Palangkaraya. Sisa-sisa barang milik kami dititipkan pada tetangga dan pemilik barak. Tuhan telah mengatur segala sesuatunya dengan baik.

Saat menulis ini, tidak terasa sudah 2 tahun kami meninggalkan Batu Kajang. Suami saya tetap bekerja di luar kota, di Sulawesi Utara. Hampir tiap malam saya selalu bercerita masa-masa kami dulu di Batu Kajang kepada kedua anak saya sebagai cerita pengantar tidur. Terutama Karen, dia sangat menyukainya. Mengingat saat-saat saya dan Karen harus berjalan kaki pulang tengah hari dari gereja di tokare menuju pangkalan ojek di ujung jalan boyan belanda sambil berkata 'terima kasih Tuhan Yesus....sabar ya 'nak, bentar lagi kita sampai'. Saat Karen baru berumur 11 hari sudah menempuh perjalanan panjang pulang dari Balikpapan (walaupun setelah itu ada seorang teman di PW bercerita, ia baru 4 hari melahirkan di Balikpapan sudah nekat pulang ke Batu Kajang menumpang bis Kideco...Luar biasa tuh Ibu).

Teringat pula saat saya dan suami, kami bersama-sama melayani dan saling mendukung dalam pelayanan itu rasanya indah sekali. Inilah yang masih menjadi impian kami berdua seperti yang kami lakukan dahulu di Batu Kajang, bersama-sama melayani dan bertumbuh di gereja lokal. Waktu tidak dapat diputar kembali. Saya yakin Tuhan telah mengatur semuanya dengan baik. Saat itu akan datang jauh lebih baik dan indah tentunya. Setiap tantangan pasti ada jawaban di dalam DIA.



Foto bersama Karen usia 5 bulan didepan rumah barak di Batu Kajang




Selasa, 31 Juli 2012

Agen Pulsa Murah

1 New Message Received...

Saya lalu membuka handphone dan mulai membaca isi pesan singkat tersebut. Isi pesannya menawarkan menjadi Agen M-Kios ALL OPERATOR dengan harga pulsa yang murah. Menyimak harga pulsa yang "sangat" murah saya 'agak' tergiur juga ingin ikut bergabung, dengan beberapa pertimbangan kebetulan di rumah ada tempat kos. Lumayan.. sebagai ibu kos, saya tinggal woro-woro ke anak kos kalau ingin beli pulsa tinggal ketok pintu atau mengirim SMS saja. Selain itu, tempat jual pulsa saat ini terdekat dengan rumah berjarak kurang lebih 100 meter. Kemudian setoran awal bergabung hanya seratus ribu rupiah saja, bagi saya masih terjangkaulah...


 


Saya pun mencoba me-reply SMS tersebut dengan mencari tahu info selanjutnya. Bla....bla....bla.... Ini dia..alamat kantor pusat dan nomor rekeningnya:

Kantor Pusat : MTRONIK/MKIOS
   PLASA SEMANGGI Lt.9 blok H3 No.33-34
   Jak-Sel
   Telp. <021> 44443995
089674069789
No. Rekening : MANDIRI
   a/n. IHWAN SUWITO
   NO. 900.0006.6707.40

Oke...besok saya mau transfer, mau coba saja siapa tahu berhasil. Dasarnya saya terlalu berjiwa kerohanian, besoknya pagi-pagi sebelum beraktivitas, saya menyempatkan diri untuk berterima kasih dulu kepada Sang Pemilik Kehidupan. Saya juga meminta hikmat dengan polosnya saya berkata kepada-Nya, tolong beri  saya hikmat, kebijaksanaan dan kepekaan untuk memulai bisnis pulsa supaya saya tidak salah melangkah nantinya.

Selanjutnya kepikiran mau searching-searching dulu ah...
Cari info sebanyak-banyaknya di mbah Google supaya lebih mantap jalanin bisnis ini. Searching pertama adalah mencari tahu alamat kantor pusatnya. Hahaha...ternyata hasil pencariannya menggelikan saya karena begitu banyak hasil pencarian alamat kantor yang sama, semuanya berisi pengaduan penipuan menjadi agen pulsa murah lewat SMS. Terima kasih Tuhan, hampir saja saya tertipu...itu kata-kata pertama yang keluar dari mulut saya.  Untung buka mbah Google dulu..untung tadi pagi berdoa dulu..
Jadi, kesimpulannya apa?? silahkan anda menyimpulkan sendiri. Pengalaman ini saya bagikan, semoga anda bisa lebih bijaksana dan hati-hati menyikapi kehidupan..(cieee....)




Senin, 18 Juni 2012

Life as We Know It

Life as We Know It adalah sebuah film komedi romantis yang dibintangi Katherine Heigl berperan sebagai Holly dan Josh Duhamel sebagai Messer. Saya suka banget sama film ini dan sepertinya sudah lebih dari 4 kali saya menontonnya. Untuk cerita keseluruhan film, harus nonton filmnya langsung kali ya, tetapi jika ingin mengetahui ringkasan plot film bisa klik "disini"

Alasan saya menyukai film ini karena hampir sebagian ceritanya mirip dengan keseharian yang saya jalani terkhusus saat Holly mengurus Sophie, saat pertama kalinya ia memasak makanan untuk Sophie, menyuapinya, membersihkan "pup"nya, membacakan cerita untuknya dan menidurkannya, rasanya saya seperti sedang menonton diri sendiri. Ada juga adegan saat Holly dan Messer 'harus' menemani Sophie menonton televisi saluran khusus anak. Adegan ini benar-benar sama plek dengan saya yang harus mengalah dengan bayi-bayi saya jika ingin menonton televisi. Bila ingin menonton selain Disney Junior dan BabyTV, saya harus menunggu dulu sampai mereka tertidur. Demikian juga untuk memiliki waktu berdua dengan suami, kami berdua harus bersabar menunggu sampai mereka benar-benar terlelap setelah itu baru ada kesempatan bisa menikmati waktu berduaan.

Beberapa adegan lain di film ini ternyata juga menginspirasi saya. Ketika Holly dan Messer merekam video saat Sophie untuk pertama kalinya dapat melangkah, kemudian mulai berjalan langkah demi langkah membuat saya jadi berkeinginan untuk melakukan hal yang sama juga pada Sharon, anak kedua saya jika nanti ia mulai dapat berjalan. Dan saat itu datang, saya pun berhasil mengabadikannya dalam album Sharon's First Walk. Sayangnya, film ini baru dirilis pada akhir tahun 2010. Jika sudah ada tahun sebelumnya, mungkin saya juga akan melakukan hal yang sama pada Karen, anak pertama saya.

Inspirasi yang lain, adegan saat Holly dan Messer bertengkar soal rumah Sophie yang akan dijual oleh Holly. Ketika itu sedang ada perayaan Thanksiving di rumah Sophie. Semua tetangga yang diundang mendengar pertengkaran mereka, termasuk dokter Sam (Josh Lucas). Setelah acara berakhir, dokter Sam mengatakan pada Holly bahwa jika ia dan mantan istrinya dulu bertengkar sehebat apapun mereka masih tetap dalam satu ikatan pernikahan. Kata-kata dokter Sam ini sangat menginspirasi saya, ketika saya sedang bertengkar dengan suami, saya selalu diingatkan bahwa kami telah dipersatukan oleh Allah dalam ikatan pernikahan kudus dan berjanji kepada-Nya untuk selalu menjaga pernikahan dalam suka maupun duka serta saling setia selama-lamanya. Saya kira hal ini juga yang menyadarkan Holly dan Messer untuk kembali bersama karena mereka saling mencintai walaupun dalam film Holly dan Messer tidak dalam satu pernikahan, begitu pula dengan dokter Sam yang adalah seorang duda. Ya namanya juga film, no matter how... thanks to Life as We Know It yang sudah memberi inspirasi bagi saya.





Selasa, 05 Juni 2012

Resep Tumis Pedas Daun, Bunga Pepaya dan Teri Medan

Daun pepaya memiliki manfaat  yang baik bagi tubuh. Ternyata dibalik rasa pahitnya, daun pepaya tidak boleh diremehkan. Berikut beberapa manfaat dari daun pepaya yang saya rangkum dari berbagai sumber.

  1. Obat/Masker Anti Jerawat, caranya ambil 2 - 3 lembar daun pepaya tua, jemur hingga kering. Kemudian ditumbuk sampai halus sambil diberi air, diperas dan oleskan pada wajah yang berjerawat.
  2. Obat Keputihan, caranya ambil 1 lembar daun pepaya, 1 potong akar alang-alang, adas pulosari secukkupnya. Kemudian daun pepaya dicincang halus, rebus bersama  bahan lainnya dengan 1,5 liter air sampai mendidih, setelahnya disaring dan minum 1 kali sehari 1 gelas, dilakukan secara teratur.
  3. Obat Nyeri Haid, caranya ambil 1 lembar daun pepaya direbus dengan segelas air bersama asam jawa dan garam sampai mendidih. Lalu minum airnya selagi hangat.
  4. Obat Malaria dan Demam, caranya ambil daun pepaya muda ditumbuk menjadi 1/2 gelas, tambahkan 3/4 gelas air matang dan garam, peras dan sarig. Minum 3 kali sehari dilakukan selama 5 hari.
  5. Obat Demam Nifas, caranya ambil 1 lembar daun pepaya muda, cuci dan iris-iris, rebus bersama gula aren dan segelas air hingga airnya menjadi 1/2 gelas. Minum segera setelah melahirkan selama 2 hari berturut-turut.
  6. Obat FLU, caranya ambil 3 lembar daun pepaya muda, diblender bersama air dan garam, saring dan minum.
  7. Melancarkan ASI, caranya ambil 2 - 3 lembar daun pepaya cuci bersih, kemudian layukan diatas api, selagi hangat tempelkan pada sekeliling payudara.
  8. Melancarkan Pencernaan, caranya daun pepaya muda direbus dan dimakan. Kandungan senyawa karpain yang terkandung didalam daun pepaya ampuh menghambat kinerja beberapa mikroorganisme yang mengganggu pencernaan. Konfigurasi alkaloid   bercincin laktonat dengan 7 kelompok rantai metilen ini berkhasiat juga utuk melawan kanker dan penyakit kulit.
  9. Menambah Nafsu Makan, caranya ambil 1 lembar daun pepaya muda segar diblender bersama 1/4 gelas dan garam secukupnya. Saring dan minum, lakukan secara teratur.
  10. Melunatkan Daging, caranya ambil 2 - 3 lembar daun pepaya, hancurkan dan masukkan kedalam daging yang sudah diiris-iris. Rebus hingga daging empuk.

Berikut saya juga ingin berbagi resep sederhana yang menjadi kesukaan saya yaitu resep tumis pedas  daun, bunga pepaya dan teri medan. Mari disimak...

Bahan:
  • 3  lembar daun pepaya muda, direbus  sebaiknya jangan terlalu lembek, diiris kasar
  • 250 gram bunga pepaya, siangi dan cuci bersih  3 kali dengan garam, direbus
  • 100 gram teri medan
  • 6 tangkai daun kemangi, petik daunnya
  • 1 lembar daun salam
  • 2  cm lengkuas digeprek
Bumbu halus:
  • 5 buah cabe merah keriting
  • 5 buah cabe merah rawit (sesuai selera)
  • 6 siung bawang merah
  • 3 siung bawang putih
Cara membuat:
  1. Panaskan minyak goreng secukupnya, masukkan bumbu halus, lengkuas, daun salam hingga bumbu matang
  2. Tambahkan teri medan
  3. Masukkan daun pepaya muda, bunga pepaya. Aduk rata hingga semua tercampur, masak hingga matang
  4. Tambahkan garam secukupnya. Terakhir masukkan daun kemangi, aduk sebentar, angkat. Sajikan
Selamat mencoba...



Selasa, 15 Mei 2012

Inspirasi Youk Tanzil

Sejak anak kedua saya lahir, saya sering merasa takut dan kuatir jika  harus berpergian keluar kota dengan membawa kedua anak saya tanpa suami. Kondisinya diperjelas, saya mengurus sendiri kedua anak saya tanpa baby sitter, dan suami saya bekerja di luar kota. Yang paling ditakuti dan dikuatirkan, jika nanti di perjalanan mereka akan rewel dan sebagainya, kalau ada papanya kan beres, perasaan jadi tenang karena ada yang bantuin momong. Puji Tuhan, padahal sejarah mencatat kedua anak kami selalu aman terkendali jika dibawa berpergian jauh maupun dekat.

Beberapa kali sudah saya diajak orang tua saya berpergian keluar kota untuk menghadiri acara keluarga, tetapi saya selalu menolak dengan jawaban yang sama, "malas ah, ngga ada papanya nanti kalau anak-anak rewel siapa yang mau ngurus...". Kebetulan memang setiap kali diajak berpergian, suami saya sedang tidak cuti.

Hingga suatu malam saya menonton acara Ring of Fire Adventure www.ringoffireadventure.com yang ditayangkan di salah satu televisi swasta. Pendiri Ring of Fire Adventure ini adalah seorang Bapak bernama Youk Tanzil. Saat itu episode yang saya tonton tentang perjalanan tim ke Gunung Kelimutu di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (Gunung yang memiliki pemandangan yang luar biasa indah dengan Danau tiga warna). Untuk mencapai ke puncak,  Youk Tanzil menaiki satu anak tangga demi tangga dengan tertatih-tatih karena sebelumnya Youk  telah mengalami kecelakaan saat tur sehingga kakinya  yang patah harus dioperasi. Kalau tidak salah, baru satu minggu setelah menjalani operasi, Youk sudah memberanikan diri menaiki Gunung Kelimutu dengan bantuan sepasang tongkat penyangga...(bisa dibayangkan gimana rasa sakit kakinya saat  itu....) Selama melangkah itu, Youk menahan sakit dengan selalu mengucap  syukur dan beliau juga  mendapat teknik baru bagaimana berjalan dengan baik dan nyaman. Dan satu hal yang Youk Tanzil bagikan saat itu adalah "Apapun situasinya, bukan situasi yang menguasai kita, tetapi kitalah yang harus  menguasai situasi".

Saya jadi malu dan merasa bodoh sekali setelah mendengar Youk Tanzil mengatakan seperti itu,  kenapa seringnya saya takut dengan berbagai hal padahal belum tentu semuanya benar terjadi seperti yang saya takutkan. Setelah itu ada keinginan untuk tidak lagi menjadi seorang yang kalah dengan situasi. Dan dibuktikan seminggu kemudian, saya akhirnya mau diajak orang tua pergi ke kota semarang dalam rangka acara keluarga.  Sebelumnya saya berdoa supaya saya dimampukan dapat menguasai situasi, mengurus kedua anak saya dengan baik sepanjang kami bepergian. Puji Tuhan, seperti yang lalu-lalu, anak-anak aman terkendali bahkan sangat menikmati perjalanan walaupunn tidak ditemani papanya.

Tidak hanya itu, inspirasi dari Youk Tanzil ini juga sedang saya terapkan dalam kehidupan saya terkhusus dalam mengurus kedua anak saya sehari-hari, seperti kita tahu mengurus anak-anak yang masih balita membutuhkan waktu, tenaga, emosi dan perhatian yang cukup besar. Ketika saya menjalankan tanggung jawab saya dengan mengucap syukur senantiasa, saat itu situasi dapat saya kendalikan 100% dan selalu ada pengetahuan baru yang saya dapatkan.

Senin, 07 Mei 2012

Multimedia dan Semangat Baru

Tanggal 6 Mei 2012 saya beribadah malam di GKJ Kotagede Yogyakarta. Begitu masuk, saya langsung menyadari ada LCD baru terpasang di dinding belakang mimbar. Dilihat-lihat, dipandang-pandang keren juga ya... Wah saya bakal tidak komat-kamit lagi jika keliru membawa buku nyanyian ;-)

Lalu tiba-tiba saya jadi ingat dulu masa kuliah, saya pernah beberapa kali ke gereja yang lain (maklum anak muda saat itu sukanya ke 'GKJ alias gereja kristen jalan-jalan'). Salah satu gereja yang saya datangi berada di jalan magelang, saat itu sekitar tahun 2005. Gereja tersebut sudah memiliki fasilitas multimedia yang cukup canggih. Nyanyian-nyanyian, bacaan Alkitab, khotbah,  dan warta jemaat semuanya dikemas dan disajikan dengan baik  dan menarik lewat LCD.

Sekarang tahun 2012, gereja saya baru memulai dengan fasilitas itu. Tidak ada maksud untuk perbandingan negatif. Tetapi saya bersyukur sekali  gereja dapat membuka diri mengikuti trend kecanggihan teknologi yang kian maju. Berharap dengan adanya fasilitas multimedia yang baru ini gereja bertambah semangat untuk terus berkarya tentunya atas dasar pimpinan Roh Kudus dan menjadi berkat di dalam masyarakat.

*LCD = Liquid Crystal Display



Selasa, 01 Mei 2012

Sahabat Sejati

Pernah makan permen yang berkilau warna-warni F**???
Kebetulan anak-anak saya suka sekali dengan permen satu ini. Setiap akan mengunyah  permen kilau warna-warni itu saya jadi iri dengan foto-foto yang dipamerkan di bungkus permennya. Inilah yang membuat saya ingin berbagi tentang seorang sahabat.

Menulis tentang sahabat sejati sudah pasti karena punya banyak sahabat dan pengalaman bersahabat. Sejujurnya tidak, karena saya sebenarnya sampai saat ini  (sudah berumur hampir kepala tiga) belum memiliki seorang sahabatpun (Sorry if you must know this fact).

Kenapa bisa??  Yaaa setelah saya renungkan, saya memiliki kesimpulan bahwa saya seorang pribadi yang punya ego besar dan cuek (cuek is the best lah..) dan hal ini yang membuat saya jauh dari namanya persahabatan.

Pendapat umum tentang seorang sahabat yang baik adalah...
Selalu jujur apa adanya
Pendengar yang baik
Mendukung impian sahabatnya
Tidak mengubah sahabatnya
Kehadirannya ada disaat suka dan duka

Hasil dari blogwalking, beberapa mengatakan bahwa memiliki seorang sahabat lebih baik daripada emas dan permata, memiliki seorang sahabat lebih baik daripada seribu teman. Jadi bersyukurlah dengan sungguh-sungguh bagi anda yang telah memiliki sahabat.

Terima kasih kepada Dwi Purnamasari, Albertstein Parinussa, Lusye Enselin Leihitu, Pipit Fitria, Ameilia Puspitasari, Blandina Hendrawardhani, Vena Vesiliani Elen...yang telah menjadi sahabat yang baik bagi saya, MAAF...

  • kalau ternyata keegoisan dan ketidaksetiaan saya telah menelantarkan bahkan mematikan persahabatan ini.
  • saya lancang mengakuinya, tidak pernah ada pengakuan diantara kita, kamu sahabatku, aku sahabatmu.  Tetapi masa-masa yang dilalui bersama telah meneguhkan saya bahwa kalian adalah sahabat...


"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara  dalam kesukaran."





Jumat, 30 Maret 2012

Baby Oh Baby Blues

Pertama kali tahu istilah baby blues dari saudara sepupu saya, mbak Feka Angge Pramita yang juga seorang Psikolog Anak. Menurutnya, (yang saya 'tangkap' waktu itu) baby blues itu, keadaan emosi yang tidak stabil pasca melahirkan, contohnya rasa takut kehilangan bayinya dan rasa takut tidak bisa mengurus bayi dengan baik.

Setelah anak kedua saya lahir, saya baru menyadari ternyata saya telah mengalami baby blues pada lahiran anak pertama (telat yaaa....). Karena proses lahiran anak pertama dan kedua berbeda, baby blues yang dialami juga kasusnya berbeda (menurut pengalaman saya loh).

Anak pertama dengan persalinan normal, baby blues yang dirasakan pertama kali adalah homesick (saat itu jauh dari orang tua) kemudian rasa takut kehilangan bayi, setelah melahirkan pengennya langsung liat bayinya pengennya dekat sama bayinya. Kalau ada yang dekatin bayi saya, selain papanya dan suster, rasanya jadi was-was. Bahkan waktu itu mertua saya menggendong pun rasa was-was itu ada. Maunya saya saat itu, bayi saya jangan sering digendong dan jangan lama-lama menggendongnya.. Apalagi kalau ada yang menengok bayinya, takutnya mereka datang membawa virus, penyakit, tangan yang tidak bersih lah, bayinya dicium-ciumlah... Posesif banget deh..

Waktu tidur saya juga otomatis terganggu. Ini merupakan salah satu pendukung baby blues, kadang menangis, kadang bisa senang banget, sering marah-marah, sering mimpi aneh dan mengigau, kesal pada suami, tidak konsentrasi, dan jadi pelupa.

Kasus untuk anak kedua, posesifnya mulai berkurang, tetapi lebih mengarah hampir depresi. Anak kedua saya lahir dengan operasi caesar. Setelah lahiran, saya tidak bisa langsung IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Sampai malam ketiga, saya belum juga berhasil IMD padahal payudara ini rasanya sudah nyeri luar biasa. Puji Tuhan malam keempat baru berhasil IMD.

Apakah bayi yang dilahirkan caesar memang tidak bisa langsung IMD ya? berbeda dengan bayi yang lahir normal bisa otomatis langsung IMD. Memang iya, menurut Dr. A. Metin Gulmezoglu, peneliti dari WHO yang melakukan survei tentang operasi caesar di Asia (Sumber:Ivanbellamy.blogspot.com) mengatakan bahwa kondisi bayi caesar tidak bisa segera menempel di dada ibu dan mencapai payudara ibu dengan refleks yang cukup kuat dikarenakan setelah bayi lahir biasanya langsung dipasangi selang oksigen dan infus untuk membantu pernafasannya dan kondisi ibu pada umumnya masih dalam pengaruh obat anestesi.

Tidak hanya itu, baby blues datang menggalaukan saya yang sendirian tidak ditemani suami karena sedang bekerja diluar kota, rasa kekuatiran teramat besar kepada si kakak, walaupun di rumah ada Opa Oma dan pembantu tapi pikiran ini penuh dengan banyak kekuatiran bagaimana makannya mandinya tidurnya bla..bla..bla...

Hari ketiga setelah pulang dari rumah sakit, bayi saya kuning dan harus di 'sinar' 2x24 jam. Saya pun harus 2 x sehari bolak balik rumah sakit untuk mengantar botol asi dan menyusui disana dengan keadaan luka jahitan yang belum sembuh sempurna. Tidak ada yang mengantar saat itu karena Opa dan Oma melayat keluarga besar saya yang sedang kedukaan (Pakde dan Om meninggal berselangan 3 hari).

Baby blues oh baby blues rasanya ingin segera mengakhirinya saat itu, jika mengingatnya kembali rasanya air mata ini sudah berliter-liter mengalir (lebay.com). Saat sendirian tanpa orang tua dan hanya berdua dengan suami mengurus bayi, atau saat didampingi orang tua dan tanpa suami, baby blues tidak mau tahu dengan semua itu, dia wajib datang menggalaukan semua ibu pasca melahirkan.

Baby blues tidak bisa dihindari karena merupakan akibat dari perubahan hormon pasca melahirkan. Saya hanya bisa berbagi pengalaman dan sedikit tips jika baby blues melanda, anda tidak perlu panik dan takut, enjoy aja... Bersyukur telah diberi kesempatan menjadi seorang Ibu. Baiknya komunikasikan dengan pasangan anda mengenai tanda-tanda ini, agar saat anda sudah mulai emosi marah-marah, pasangan dapat memaklumi dan mengingatkan bahwa anda 'lagi baby blues' dan pasangan juga tidak ikut-ikutan emosi. Banyak berdoa, banyak tidur.. Ambil kesempatan tidur saat bayi tidur (jangan lupa untuk mematikan atau me- 'silent' handphone anda), tidak perlu memikirkan rumah yang belum dirapikan, cucian yang belum dicuci atau belum memasak (kan bisa pesan delivery atau beli di warung). Usahakan bawa pikiran anda untuk berpikir yang ringan dan positif. Banyak makan terutama sayur dan buah. Bila memang harus menangis untuk meluapkan emosi, menangislah dengan tetap bersyukur dalam segala hal. Terakhir yang paling jitu bagi saya mengobati kegalauan saat baby blues melanda adalah pandangilah wajah bayi anda saat dia sedang tidur sambil menciumnya mengelus dan mengusapnya dengan penuh cinta...

Semoga bermanfaat, Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 25 Maret 2012

A Trip to Peasonak

14 Februari 2012

Perjalanan pertama bagi kami sekeluarga dengan menggunakan pesawat. Saya sekeluarga berangkat dari Jogjakarta menuju Medan transit di Jakarta. Tiba di Jakarta kami bertemu Mama mertua saya (Op. Boru Karen Purba) dan Adik ipar (Uda Cesar Purba) dari Palangkaraya yang nantinya bersama-sama kami menuju Medan.

Puji Tuhan kami semua sampai dengan selamat di Peasonak, Dolok Saribu Kec. Pagaran Kab. Tapanuli Utara, Sumatera Utara yang adalah kampung halaman Op. Doli Karen Purba (Alm.).

Pertama kalinya saya menginjakkan kaki di pulau Sumatera... Akhirnya bisa dikatakan saya sudah berkeliling Indonesia... Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua.. done!


15 Februari 2012

Adaptasi dan interaksi dengan lingkungan baru. Udara yang sangat dingin dengan pemandangan ladang hijau dikelilingi perbukitan, bertemu calon orangtua dan sanak keluarga, bahasa batak dan mandi satu kali sehari.

Peasonak dengan latar ladang hijau dan perbukitan
  
16 Februari 2012

Bersyukur disana ada permandian air hangat di daerah Butar, anak-anak dan saya tertolong bisa lebih menikmati mandi sekali sehari... Setelah mandi biasanya kami menikmati semangkuk sop mie panas, telur bebek rebus dan secangkir teh panas. Lumayan... untuk bekal kehangatan melanjutkan hidup di dinginnya Peasonak.

Selanjutnya kami menyempatkan jalan-jalan menuju Siborong-borong dan Balige. Tidak sengaja kami menemukan tempat wisata baru namanya Museum Batak (T.B. Silalahi Center) yang didirikan oleh Bapak T.B. Silalahi. Dari Museum Batak ini kami dapat melihat pemandangan Danau Toba yang sangat cantik.










Pemandangan Danau Toba dari Museum Batak.... cantik kan..


17 Februari 2012

Persiapan untuk acara besok. Pertama kalinya bagi saya melihat hewan babi dengan berat 150 kg... Ruarrr biasaaa..




18 Februari 2012

Hari yang dinantikan tiba, sebelum hari ini, saya dan suami dan keluarga besar kami terus berdoa untuk dapat menyelenggarakan acara adat ini. Puji Tuhan...semua telah diatur dengan baik oleh-Nya, acara Pasahat Sulang-sulang Pahompu berjalan dengan lancar.



Saya mendapat marga menjadi 'Boru Simamora'. Alasan saya menjadi Boru Simamora dan bukan boru yang lain karena suami saya tidak mangalap Paribannya Simamora sehingga sayalah dijadikan Boru Simamora supaya tetap dekat dengan keluarga. Jadi sejak tanggal 18 Februari 2012 nama saya berubah menjadi Dwi Lestari Septiana br. Simamora. Terima Kasih Tuhan...



19 Februari 2012

Minggu pagi waktunya beribadah ke Gereja di HKBP Dolok Saribu. Setelah itu acara dilanjutkan dengan mengunjungi orang tua saya yang baru, Op. Si Karen Simamora. Beliau adalah seorang Kepala Desa Lumban Silintong, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara. Saya memanggil orang tua baru saya dengan sebutan Bapak dan Mama. Mereka dikaruniai 6 orang anak, anak pertama, Ito saya si Sabam masih duduk di bangku SMA, saya dijadikan anak kedua setelah Sabam. Setelah saya ada adik-adik Patiar, Bonar, Joel, Ori, dan Oliv. Yang membuat saya kagum pada-NYA, Ori (adik 'baru' saya) ternyata mirip dengan Karen (anak saya yang pertama), how come??

Keluarga Op. Si Karen Simamora

Ori dan Karen

20 Februari 2012

Perjalanan menuju Balige, kunjungan ke besannya mertua saya (lebih tepat Mertuanya Eda saya). Tempatnya  di Lumban Gala-gala. Saat jamuan makan siang, banyak menu yang dihidangkan, semuanya enak dan salah satu menu yang baru pertama kali saya santap saat itu adalah susu kerbau....Tabo nai bah....
Sayangnya susu kerbaunya tidak 'tertangkap' kamera ;)
Setelah makan siang kami beranjak menuju tempat wisata yang namanya Mual Sirambe Nauli.... Yaitu wisata mata air pegunungan yang airnya sejuk, jernih, bersih dan pasti segar.






Papa Karen


21 Februari 2012

Ada pertemuan ada pula perpisahan, saatnya menuju kota Medan... Berpisah dengan Opung, Amang Inang, Amangboru Namboru, Amang, Kakak, anak, boru dan saudara yang lain... Kiranya Tuhan Yesus memberkati semua sehat-sehat dan panjang umur dan dapat bertemu lagi di lain waktu. Amin
Perjalanan dari Peasonak menuju kota Medan, kami menyempatkan diri sejenak menikmati indahnya Danau Toba di Parapat. Benar-benar pemandangan yang luar biasa...

Just Married hahaha...

(Kiri-kanan) Op. Boru, Sharon, Karen, Uda Cesar






Tiba di kota Medan pukul 20.00 WIB (tempuh 4 jam dari Parapat). Puji Tuhan sampai dengan selamat walaupun sempat 'nyasar' mencari Hotel yang dituju.


22 Februari 2012

Sayangnya anak kedua kami, Sharon demam sehingga rencana saya ingin keluar hotel untuk jalan-jalan dibatalkan. Sore harinya ketika demamnya Sharon menurun, saya dan Sharon jalan-jalan ke Cambridge Mall, tempatnya persis sebelah hotel. Saya langsung menuju Restoran Nelayan (Jala-jala) dan membeli 4 porsi Pancake Durian... Rasanya mantaaapp maknyus top markotop deh, seperti makan durian tanpa biji. Recomended food in Medan City. Terima kasih buat teman lama saya Vhianty Nanlohy yang sudah merekomendasikannya...



Enjoying our breakfast... so yummy!!

23 Februari 2012

Time to back to Jogjakarta.

Sayangnya pesawat yang kami tumpangi menuju Jakarta sempat 'delay' 1 jam dan sudah diperkirakan kamipun ketinggalan pesawat menuju Jogjakarta. Mau tidak mau harus menginap 1 malam lagi di Jakarta tanpa bagasi. Just be thanks... Beruntung Mama dan Cesar yang menuju Palangkaraya tidak ketinggalan pesawat.

Daannn akhirnya sampailah kami sekeluarga di rumah dengan selamat. Terima kasih Tuhan Yesus sudah menjagai dan melindungi kami semua selama perjalanan dan mengatur segala sesuatunya dengan baik.