Selasa, 15 Mei 2012

Inspirasi Youk Tanzil

Sejak anak kedua saya lahir, saya sering merasa takut dan kuatir jika  harus berpergian keluar kota dengan membawa kedua anak saya tanpa suami. Kondisinya diperjelas, saya mengurus sendiri kedua anak saya tanpa baby sitter, dan suami saya bekerja di luar kota. Yang paling ditakuti dan dikuatirkan, jika nanti di perjalanan mereka akan rewel dan sebagainya, kalau ada papanya kan beres, perasaan jadi tenang karena ada yang bantuin momong. Puji Tuhan, padahal sejarah mencatat kedua anak kami selalu aman terkendali jika dibawa berpergian jauh maupun dekat.

Beberapa kali sudah saya diajak orang tua saya berpergian keluar kota untuk menghadiri acara keluarga, tetapi saya selalu menolak dengan jawaban yang sama, "malas ah, ngga ada papanya nanti kalau anak-anak rewel siapa yang mau ngurus...". Kebetulan memang setiap kali diajak berpergian, suami saya sedang tidak cuti.

Hingga suatu malam saya menonton acara Ring of Fire Adventure www.ringoffireadventure.com yang ditayangkan di salah satu televisi swasta. Pendiri Ring of Fire Adventure ini adalah seorang Bapak bernama Youk Tanzil. Saat itu episode yang saya tonton tentang perjalanan tim ke Gunung Kelimutu di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (Gunung yang memiliki pemandangan yang luar biasa indah dengan Danau tiga warna). Untuk mencapai ke puncak,  Youk Tanzil menaiki satu anak tangga demi tangga dengan tertatih-tatih karena sebelumnya Youk  telah mengalami kecelakaan saat tur sehingga kakinya  yang patah harus dioperasi. Kalau tidak salah, baru satu minggu setelah menjalani operasi, Youk sudah memberanikan diri menaiki Gunung Kelimutu dengan bantuan sepasang tongkat penyangga...(bisa dibayangkan gimana rasa sakit kakinya saat  itu....) Selama melangkah itu, Youk menahan sakit dengan selalu mengucap  syukur dan beliau juga  mendapat teknik baru bagaimana berjalan dengan baik dan nyaman. Dan satu hal yang Youk Tanzil bagikan saat itu adalah "Apapun situasinya, bukan situasi yang menguasai kita, tetapi kitalah yang harus  menguasai situasi".

Saya jadi malu dan merasa bodoh sekali setelah mendengar Youk Tanzil mengatakan seperti itu,  kenapa seringnya saya takut dengan berbagai hal padahal belum tentu semuanya benar terjadi seperti yang saya takutkan. Setelah itu ada keinginan untuk tidak lagi menjadi seorang yang kalah dengan situasi. Dan dibuktikan seminggu kemudian, saya akhirnya mau diajak orang tua pergi ke kota semarang dalam rangka acara keluarga.  Sebelumnya saya berdoa supaya saya dimampukan dapat menguasai situasi, mengurus kedua anak saya dengan baik sepanjang kami bepergian. Puji Tuhan, seperti yang lalu-lalu, anak-anak aman terkendali bahkan sangat menikmati perjalanan walaupunn tidak ditemani papanya.

Tidak hanya itu, inspirasi dari Youk Tanzil ini juga sedang saya terapkan dalam kehidupan saya terkhusus dalam mengurus kedua anak saya sehari-hari, seperti kita tahu mengurus anak-anak yang masih balita membutuhkan waktu, tenaga, emosi dan perhatian yang cukup besar. Ketika saya menjalankan tanggung jawab saya dengan mengucap syukur senantiasa, saat itu situasi dapat saya kendalikan 100% dan selalu ada pengetahuan baru yang saya dapatkan.

Senin, 07 Mei 2012

Multimedia dan Semangat Baru

Tanggal 6 Mei 2012 saya beribadah malam di GKJ Kotagede Yogyakarta. Begitu masuk, saya langsung menyadari ada LCD baru terpasang di dinding belakang mimbar. Dilihat-lihat, dipandang-pandang keren juga ya... Wah saya bakal tidak komat-kamit lagi jika keliru membawa buku nyanyian ;-)

Lalu tiba-tiba saya jadi ingat dulu masa kuliah, saya pernah beberapa kali ke gereja yang lain (maklum anak muda saat itu sukanya ke 'GKJ alias gereja kristen jalan-jalan'). Salah satu gereja yang saya datangi berada di jalan magelang, saat itu sekitar tahun 2005. Gereja tersebut sudah memiliki fasilitas multimedia yang cukup canggih. Nyanyian-nyanyian, bacaan Alkitab, khotbah,  dan warta jemaat semuanya dikemas dan disajikan dengan baik  dan menarik lewat LCD.

Sekarang tahun 2012, gereja saya baru memulai dengan fasilitas itu. Tidak ada maksud untuk perbandingan negatif. Tetapi saya bersyukur sekali  gereja dapat membuka diri mengikuti trend kecanggihan teknologi yang kian maju. Berharap dengan adanya fasilitas multimedia yang baru ini gereja bertambah semangat untuk terus berkarya tentunya atas dasar pimpinan Roh Kudus dan menjadi berkat di dalam masyarakat.

*LCD = Liquid Crystal Display



Selasa, 01 Mei 2012

Sahabat Sejati

Pernah makan permen yang berkilau warna-warni F**???
Kebetulan anak-anak saya suka sekali dengan permen satu ini. Setiap akan mengunyah  permen kilau warna-warni itu saya jadi iri dengan foto-foto yang dipamerkan di bungkus permennya. Inilah yang membuat saya ingin berbagi tentang seorang sahabat.

Menulis tentang sahabat sejati sudah pasti karena punya banyak sahabat dan pengalaman bersahabat. Sejujurnya tidak, karena saya sebenarnya sampai saat ini  (sudah berumur hampir kepala tiga) belum memiliki seorang sahabatpun (Sorry if you must know this fact).

Kenapa bisa??  Yaaa setelah saya renungkan, saya memiliki kesimpulan bahwa saya seorang pribadi yang punya ego besar dan cuek (cuek is the best lah..) dan hal ini yang membuat saya jauh dari namanya persahabatan.

Pendapat umum tentang seorang sahabat yang baik adalah...
Selalu jujur apa adanya
Pendengar yang baik
Mendukung impian sahabatnya
Tidak mengubah sahabatnya
Kehadirannya ada disaat suka dan duka

Hasil dari blogwalking, beberapa mengatakan bahwa memiliki seorang sahabat lebih baik daripada emas dan permata, memiliki seorang sahabat lebih baik daripada seribu teman. Jadi bersyukurlah dengan sungguh-sungguh bagi anda yang telah memiliki sahabat.

Terima kasih kepada Dwi Purnamasari, Albertstein Parinussa, Lusye Enselin Leihitu, Pipit Fitria, Ameilia Puspitasari, Blandina Hendrawardhani, Vena Vesiliani Elen...yang telah menjadi sahabat yang baik bagi saya, MAAF...

  • kalau ternyata keegoisan dan ketidaksetiaan saya telah menelantarkan bahkan mematikan persahabatan ini.
  • saya lancang mengakuinya, tidak pernah ada pengakuan diantara kita, kamu sahabatku, aku sahabatmu.  Tetapi masa-masa yang dilalui bersama telah meneguhkan saya bahwa kalian adalah sahabat...


"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara  dalam kesukaran."