Senin, 20 Oktober 2014

UKM Kristen UPN Yogyakarta


Saya merasa bersyukur sekali. Mengingat masa-masa muda sebagai seorang mahasiswa. Entah apa jadinya saya, jika dulu tidak kuliah di UPN dan tidak aktif di UKM Kristen UPN. Banyak hal terjadi disana yang ikut membentuk karakter saya hingga masa kini. Saya "ditangkap" Tuhan untuk mengerjakan bagian saya sebagai pelayan-Nya.

Tidak mudah menjalani masa-masa itu. Saya harus mengakui bahwa saya pernah beberapa kali gagal. Terutama pembagian waktu antara kuliah, keluarga dan pelayanan.

Lagi-lagi, segala sesuatu adalah proses pembentukan karakter dan pendewasaan pribadi. Dan tiap-tiap orang mendapatkan proses yang berbeda-beda. Tidak ada yang sia-sia. Asalkan, kita mau bangkit dan mau membuka hati untuk diubahkan.

Kebersamaan dalam perjuangan mewujudkan visi dan misi mulai dari kegiatan kecil sampai kegiatan besar adalah kenangan yang tidak akan pernah terlupakan. Kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, badan remuk, kacau, gagal, nol, air mata mengalir deras, sukacita yang meluap. Dan kenangan-kenangan lainnya yang indah dan mengecewakan. Sekali lagi, tidak ada yang sia-sia. Ketika kita mengingatnya kembali, semuanya adalah kenangan indah yang mendatangkan kebaikan.

Tetapi kelanjutannya adalah akan jadi apa kita sekarang dan nanti, tetaplah memiliki hubungan yang 'intim' dengan Tuhan. Seiring waktu berjalan, orangpun mengalami perubahan. Lulus kuliah, bekerja, menikah dan tua. Ada yang tetap setia ada pula yang semakin redup dan akhirnya menyerah. Kenangan indah terlupakan begitu saja karena kehilangan waktu pribadi dan komunitas. Ya, waktu pribadi dan komunitas.

Entah apa jadinya saya, jika dulu tidak aktif dan bertumbuh di UKM Kristen. Tidak ada yang sia-sia. Visi Yesus Dimuliakan di Kampus kami, terus berlanjut menjadi visi dalam kehidupan pekerjaan dan pernikahan saya.

  


Menyenangkan TUHAN


"Baru mau mendaftar CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) saja, sudah galau setengah mati. Antara menyenangkan orang tua atau suami dan anak-anak. Maunya saya jadi ibu rumah tangga saja, dekat dengan anak-anak jauh lebih berharga. Tetapi saat melihat wajah bapak dan ibu, saya... saya pasrah. Padahal ini baru mau mendaftar saja."


Ini tulisan status saya di path waktu itu pertengahan bulan september 2014. Dan suami saya langsung mengomentari dari tempatnya bekerja, "jangan menyenangkan manusia beib, (orang tua, suami dan anak-anak), nanti galau. Menyenangkan hati Tuhan aja."

Dukungan dari suami sangat berarti bagi saya. Walaupun saya tahu, dalam hatinya menginginkan saya "kalau bisa" tetap menjadi ibu rumah tangga saja. Kami sama-sama berdoa untuk hal ini. Bahwa, Tuhan saja yang berkehendak dan disenangkan atas proses ini.

Saya berusaha sekuatnya dan memberikan yang terbaik. Saatnya hasil keputusan itu ada, bukan karena kepintaran, kebodohan, kemalasan atau kelebihan dan kekurangan saya. Tetapi hanya karena kasih karunia Tuhan untuk mendatangkan kebaikan bagi hidup saya pribadi dan bagi keluarga. Sekali lagi, bukan untuk menyenangkan orang tua, suami dan anak-anak, melainkan untuk kesenangan dan kemuliaan Tuhanku. Amin.

Semangat!




Balada Istri Pekerja Tambang (2) - Sindrom Cuti


Sindrom ditinggal suami bekerja jauh.
Hari pertama dan kedua tidak semangat beraktivitas. Selanjutnya, biasa saja. Ya, menjalani hari seperti biasanya.

Sindrom suami akan pulang cuti.
Dua dan satu hari sebelumnya menahan-nahan rindu ingin segera bertemu.

Sindrom suami cuti di rumah.
Hari pertama dan kedua semangat beraktivitas, memasak makanan yang spesial. Selanjutnya biasa saja, ngeselin, mesra, ngambek-ngambekan, mesra, diam-diaman, mesra lagi.

Sindrom suami akan selesai cuti.
Dua dan satu hari sebelumnya, maunya dekat dan mesra terus dengan suami. Rasanya nyesel banget kenapa tidak bisa mengontrol emosi dan lebih sabar.

Ini dia, tantangan berumah tangga. Apapun keadaannya tetap bersyukur dan terus belajar. Dia bukanlah suami yang sempurna, tetapi saya sangat bersyukur, dia suami yang terbaik.

Terima kasih suamiku yang baik. Selalu mau mengerti istrimu yang cerewet, egois dan sulit move on. Love is you.