Minggu, 02 September 2012

Indahnya Perbedaan


Saya 100% berdarah Jawa. Bapak saya berasal dari Gunung Kidul, Yogyakarta. Ibu saya dari Semarang, Jawa Tengah. Namun, dalam keseharian saya dan keluarga, kami menggunakan bahasa Ambon sebagai bahasa "ibu" dalam berkomunikasi. Ya, karena saya memang kelahiran di Ambon. Selama 16 tahun saya hidup disana. Saya sendiri sampai sekarang belum begitu fasih berbahasa Jawa padahal sudah hampir 12 tahun tinggal di Yogyakarta.  
Menurut beta, bahasa paling gaul adalah bahasa dimana ale pung tana kelahiran... berkomunikasi lebih lepas dan menjadi diri sendiri.

Mendapat jodoh suami berdarah campuran Batak dan Dayak. Bapak mertua dari Sumatera Utara dan Ibu mertua dari Kalimantan Tengah. Ada rumor mengatakan demikian bahwa "kalau sudah merantau ke negeri orang, jangan lagi mendapat jodoh yang yang sama asalnya". Mungkin karena rumor ini, suami saya mendapat istri bersuku Jawa dan sedikit melanggar peraturan adat Batak, menikah dengan suku lain. Entahlah... siapa yang tahu tentang jodoh. Tuhan yang telah mengaturnya.

Hidup dalam keberagaman memang tidak mudah. Terutama dalam hidup berumah tangga. Suami istri yang sama-sama berasal dari satu kota bahkan satu desa saja bisa memiliki banyak keberagaman. Apalagi yang berbeda kota dan pulau. Tidak dapat dipungkiri juga, terkadang masing-masing menganggap adatnya yang paling baik dari adat pasangannya. Bagi saya, disitulah seninya perbedaan. Hidup jadi lebih berwarna bukan??



Bersyukur kami melihat perbedaan-perbedaan yang ada dengan dasar kasih, saling mengasihi dan menghargai. Paling penting adalah keterbukaan, jika ada adat dan budaya dari pasangan yang tidak sesuai dengan prinsip hidupmu, katakan terus terang saja tentunya dengan dasar kasih tadi.

So far so good, suami saya bisa membaur dengan adat Jawa. Saya sendiri juga sedang belajar adat Batak yang demikian kompleksnya. Saling menghargai bukan saja dengan pasangan, tetapi kami juga dapat menghargai orang lain yang berbeda suku dengan kami. Perbedaan budaya membuat keluarga kami semakin unik tentunya. Siapa tahu, saya nantinya akan mendapat menantu dari suku yang lain, atau barangkali mendapat menantu bule. Siapa yang tahu....Tuhan yang akan mengaturnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar